Putrakepri.com, Karimun – Bupati Karimun Dr. H. Aunur Rafiq, S. Sos, M. Si. memimpin rapat koordinasi terkait gas LPG 3 Kg di Kabupaten Karimun pada Selasa (5/09/2023). Rapat ini dihadiri oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Pedagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, serta lima perusahaan penyalur gas LPG 3 Kg.
Rapat ini bertujuan untuk mencari solusi atas permasalahan dan kendala distribusi gas LPG 3 Kg di pulau Karimun, yang sering menimbulkan keluhan dari masyarakat.
Permasalahan Gas LPG 3 Kg di Karimun
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pulau Karimun adalah kelangkaan atau kekosongan gas LPG 3 Kg di pangkalan-pangkalan penyalur. Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan gas LPG 3 Kg yang merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian besar rumah tangga dan usaha mikro.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro, Pedagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, jumlah pangkalan gas LPG 3 Kg di pulau Karimun saat ini adalah sebanyak 475 pangkalan, yang terdiri dari 137 pangkalan di luar pulau Karimun dan 338 pangkalan khusus pulau Karimun.
Namun, jumlah pangkalan tersebut masih belum mencukupi untuk memenuhi permintaan gas LPG 3 Kg yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan usaha mikro dan kenaikan nilai modal usaha yang menjadi kategori usaha mikro.
Selain itu, masyarakat mampu juga turut serta menjadi pengguna gas LPG 3 Kg, karena harga gas LPG 3 Kg lebih murah dibandingkan dengan harga gas LPG non subsidi. Hal ini menyebabkan persaingan antara masyarakat miskin dan masyarakat mampu dalam mendapatkan gas LPG 3 Kg.
Kendala Distribusi Gas LPG 3 Kg di Karimun
Selain permasalahan permintaan dan penawaran, distribusi gas LPG 3 Kg di pulau Karimun juga menghadapi beberapa kendala.
Pertama, panic buying, yaitu perilaku masyarakat yang menyimpan stok gas LPG 3 Kg lebih dari kebutuhan sehari-hari di rumahnya, karena khawatir kehabisan gas LPG 3 Kg. Hal ini mengakibatkan perputaran tabung kosong menjadi lambat dan menurunkan ketersediaan tabung isi di pangkalan.
Kedua, isi ulang tabung kosong berada di Tanjung Uban, sehingga membutuhkan waktu empat sampai lima hari untuk mengisi ulang tabung kosong dan mendistribusikannya ke pangkalan-pangkalan di pulau Karimun. Hal ini menyebabkan keterlambatan pasokan tabung isi ke pangkalan.
Dan ketiga, tabung rusak, yaitu tabung yang tidak bisa digunakan lagi karena rusak atau bocor. Saat ini, jumlah tabung rusak yang ada di lima perusahaan penyalur adalah sebanyak 28 LO atau 15.680 tabung. Tabung rusak ini sangat mempengaruhi jumlah perputaran tabung yang akan diisi ulang.
Solusi dari Rapat Koordinasi Bupati dan Penyalur
Untuk mengatasi permasalahan dan kendala distribusi gas LPG 3 Kg di pulau Karimun, rapat koordinasi antara Bupati Karimun dan penyalur gas LPG 3 Kg menghasilkan beberapa solusi, yaitu:
– Pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang ada di pulau Karimun sesegera mungkin, sehingga dapat memotong jarak dan waktu distribusi tabung kosong dan tabung isi. Dengan demikian, ketersediaan tabung isi di pangkalan akan meningkat dan harga gas LPG 3 Kg di pulau Karimun juga akan menurun.
– PT. Pertamina Patra Niaga MOR I SAM Ritel Kepri harus segera memperbaiki atau mengganti tabung rusak yang ada saat ini, sehingga sirkulasi tabung yang akan diisi ulang akan semakin banyak dan lancar.
Pendataan ulang secara seluruh usaha mikro yang ada saat ini sesuai jenis usaha dan kebutuhan gas LPG 3 Kg setiap bulannya, serta pendataan kriteria usaha mikro. Hal ini bertujuan untuk mengatur alokasi dan distribusi gas LPG 3 Kg sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan usaha mikro.(Red)