Putrakepri.com, Tanjungpinang- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa ekstrakampus yang terdapat hampir di seluruh Indonesia terutama kota atau kabupaten yang memiliki perguruan tinggi.
GMNI berdiri pada 23 Maret 1954 di Surabaya (gagasannya lahir di Jakarta). GMNI merupakan organisasi hasil dari penggabungan atau peleburan (fusi) dari tiga organisasi mahasiswa yang telah berdiri sebelumnya yakni Gerakan Mahasiswa Marhaen (berbasis di Yogyakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (berbasis di Surabaya), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (berbasis di Jakarta).
Pada kesempatan ini Advokat Mounieka Suharbima, S.H., M.H yang merupakan alumni GMNI Dies Natalies asal Banten tanah Jawa yang sekarang berada di Kota Tanjungpinang, kota Gurindam Negeri Pantun,
merayakan hari jadi GMNI Dies Natalies yang ke- 67.
Perayaaan diselenggarakan dengan penuh khidmat dan kesederhanaan. Dengan mengusung tema kali ini yakni “Memegang Teguh Marhaenisme sebagai Ideologi dan Obor Perjuangan GMNI”
Sebelum kegiatan dilakukan doa bersama anak-anak Majlis Taklim Yayasan Pak Karno di Komplek Perumahan Cendrawasih Hill Blok A No. 12 Rt 02 Rw 03 Desa Mekarbaru Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (23/03/21).
Mounieka selaku perwakilan dari PA GMNI juga menyampaikan betapa pentingnya pemahaman ideologi marhaenisme sebagai dasar perjuangan dalam pergerakan GMNI mengingat dewasa ini banyak pihak yang ingin menghancurkan GMNI karena dianggap mengancam eksistensi kaum neolib di tanah air.
Dirinya juga menceritakan perjuangan para senior pada waktu ber-GMNI pada masa Orde baru.
Penderitaan-penderitaan perjuangan yang dialami para senior lebih ekstrim karena GMNI pada masa itu dianggap organisasi terlarang oleh pemerintah sehingga selalu diawasi kegiatannya.
” Pemahaman ideologi marhaenisme sangat penting sebagai dasar perjuangan dalam GMNI. banyak penderitaan dari perjuangan yang dialami para senior, ” ungkapnya.
Mounieka juga mengucapkan jika didalam darahnya mengalir ajaran Bung Karno yang siap melestarikan kebudayaan dan memegang teguh marhaenisme sebagai Ideologi dan obor perjuangan GMNI. ( Nur)