Putrakepri.com, Batam – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau konsisten menjadikan sektor kelautan dan perikanan menjadi misi pertama mewujudkan visi Kepulauan Riau yang Makmur, Berdaya Saing, dan Berbudaya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri, Said Sudrajad mengatakan, dibawah kepemimpinan Gubernur Ansar Ahmad dan Wagub Marlin Agustina, Pemprov Kepri terus mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan.
DKP Kepri sendiri optimis, dengan 94 persen wilayahnya berupa lautan, kelautan dan perikanan akan menjadi penyumbang PDRB terbesar.
Diketahui, dalam peringatan Hari Laut Nasional di Hotel AP Premier Batam. Ansar menyampaikan bahwa sektor kelautan dan perikanan Kepri menyumbang 48 persen dari total PDRB.
“Kita berharap kedepannya meningkat kontribusi sektor kelautan dan perikanan ini kepada PDRB,” kata Said, Rabu (7/2/2024).
Said menuturkan, lewat optimasi pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, Kepri akan menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi nasional di perbatasan.
“Dari awal kita sepakat menjadikan Kepri salah satu ujung tombak mendorong pertumbuhan ekonomi nasional terutama di daerah perbatasan,” tuturnya.
Said menerangkan, kedepannya pihaknya akan terus meningkatkan pengelolaan sektor kelautan dan perikanan.
Pengelolaan akan difokuskan dengan memperbanyak nelayan budidaya dan olahan perikanan.
“Program pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan itu menjadi nomor satu,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin menjelaskan, optimasi sektor kelautan dan perikanan terhambat oleh minimnya anggaran.
Menurutnya, diperlukan anggaran Rp200 miliar untuk mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan, sementara DKP hanya memiliki anggaran Rp70 miliar.
Politisi PKS itu pun meminta Pemprov Kepri menambah postur anggaran dan mencari dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
Selain itu, Pemprov Kepri juga bisa menggaet investor yang berminat menjalankan usaha perikanan.
“Kami melihat anggaran-anggaran yang tersedia di DKP masih terbatas,” jelasnya.(**)
(Sumber sijori today)