TANJUNGPINANG — Gubernur Kepri H Nurdin Basirun mengatakan keberadaan Pulau Penyengat dengan budaya melayu yang kental serta regiliusitasnya tidak hanya menjadi potensi pariwisata. Ia juga menjadi identitas kebanggaan daerah yang harus terus dijaga dan lestarikan hingga mendunia.
“Potensi Pulau Penyengat ini sangat besar, yang harus terus kita tumbuhkembangkan sehingga menjadi kebanggaan Kepri di mata nasional hingga mendunia,” ujar Nurdin saat membuka Festival Pulau Penyengat 2019 di Balai Adat, Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kamis (14/2).
Untuk itu, Nurdin mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan beragam sarana dan prasarana. Nurdin minta kerjasama semua pihak untuk bersama-sama membangun potensi budaya melayu di Kepri ini.
“Potensi sudah ada sejak lama maka kita harus terus berinovasi membuat Penyengat semakin berwarna sehingga berdampak positif di berbagai sektor,” lanjut Nurdin.
Kedepan, Nurdin berharap Festival Pulau Penyengat dapat terus dikembangkan untuk mengangkat potensi alam dan budaya lokal dengan kemasan yang lebih menarik lagi.
“Agar hidup ekonomi kerakyatannya, agar makin banyak wisatawannya,” tambah Nurdin lagi.
Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang H Syahrul mengatakan perhelatan Festival sejatinya merupakan bentuk upaya untuk melestarikan tradisi yang telah melekat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan yang mengakar pada masyarakat Tanjungpinang dari masa ke masa.
“Penyengat juga telah ditetapkan menjadi potensi unggulan daerah dibidang Pariwisata juga menjadi wisata Budaya dan Religi,” kata Syahrul.
Untuk itu lanjut Syahrul, Pemko Tanjungpinang menjadikan Pulau Penyengat salah satu fokus untuk terus dikembangkan dengan beragam inivasi dan kreasi. Selain itu juga akan mengusulkan ke Pusat agar menjadikan Penyengat sebagai Warisan Budaya Dunia.
“Kedepan kita akan terus dan harus dikemas lebih menarik guna meningkatkan kunjungan wisatawan,” lanjut Syahrul.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata RI, Roseno Arya mengatakan bahwa Festival Pulau Penyengat sendiri telah masuk ke Kalender Pariwisata Nasional dan merupakan 100 Event terbaik di Indonesia.
“Kita harap bukan hanya dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menarik wisatawan datang namun juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat,” ujar Arya.
Festival Pulau Penyengat 2019 sendiri diselenggarakan pada 14-18 Februari 2019 yang dipusatkan di Balai Adat Melayu Pulau Penyengat. Banyak kegembiraan yang dapat ditemukan di Festival kali ini. Wisatawan yang datang dapat menikmati lebih dari 20 kegiatan seni budaya di sana baik didarat maupun dilaut.
Adapun beragam perlombaan yang disajikan seperti Lomba Dayung, Lomba Dayung Bantal di Laut, Lomba Tangkap Bebek di Laut, Ada juga Lomba Pawai Budaya, Kuliner, Berzanji, Pangkak Gasing, Kompak Kreasi Remaja, Berbalas Pantun, Lagu Melayu, Gurindam dan Kompetisi Becak Motor Dekoratif.
Festival juga menyajikan Pameran Cagar Budaya dengan mengambil tema “Tinggalan Budaya Bawah Air dan Cagar Budaya Di Pulau Penyengat dan Manuskrip Melayu”.
Hadir pada kesempatan tersebut Konjen RI Johor Bahru Haris Nugroho, Wakil Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma, Perwakilan FKPD, Sejumlah Kepala OPD, Ketua LAM Kepri H Abdul Razak, Perwakilan Balai Pelestarian Budaya Wilayah Kerja Sumbar Riau Kepri Agus Tri Mulyono beserta tamu undangan lainnya.(R)