Tinjau Taman Pemancingan Poyotomo di Bintan, Menparekraf Beri Tiga Masukan Penting

Bintan, Kepri, Pariwisata224 Dilihat

Putrakepri.com, Bintan – Dalam kunjungan kerjanya ke Kepulauan Riau, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno didampingi Gubernur Ansar Ahmad dan Bupati Bintan Roby Kurniawan meninjau Taman Pemancingan Poyotomo (Poyotomo Fishing Park), Bintan, Minggu (31/12).

Sandiaga Uno ingin melihat langsung pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi, dan dilaporkan bahwa kunjungan meningkat secara signifikan terutama didominasi oleh wisatawan nusantara. Harapannya akan lebih banyak wisatawan mancanegara terutama dari Malaysia dan Singapura.

Sandiaga Uno mengatakan, wisata alam ini yang banyak diminati sekarang. Tren terbaru pariwisata dan ekonomi kreatif, di atas 50 persen menyasar wisata alam atau nature, culture dan adventure.

“Tadi ada juga budaya Melayu yang ditampilkan sebagai bagian dari daya tarik ini. Tentunya juga ada destinasi favoritnya Taman Pancing Poyotomo, dan tadi ditutup dengan durian. Jadi di sini ternyata merupakan sentra durian, jadi kita dukung dan mudah-mudahan ini bisa terus berkembang dari 10 Ha yang dikembangkan baru 6 Ha yang dikelola. Ke depannya dengan peningkatan kunjungan, kita akan melihat perkembangannya.

Menparekraf juga memberi masukan untuk pariwisata Kepri, salah satunya yang menjadi potensi adalah wisata edukasi. Terutama berkaitan dengan edukasi berbasis flora dan fauna.

“Di mana di sini juga ada ekosistem alam yang tidak bisa ditemui mungkin di Malaysia dan Singapura. Ini jadi bagi sekolah-sekolah bisa mengirimkan beberapa programnya ke sini” ujarnya.

Yang kedua, ia menambahkan bahwa yang saat ini sangat berkembang adalah korporasi, dengan wisata berbasis bonding.

“Jadi nanti ada tema-tema korporasi yang bisa diarahkan ke sini. Jadi itu sarannya fokus kepada kelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan. Ini yang sekarang menarik” kata Sandiaga Uno.

Kemudian yang ketiga, dan menurutnya sekarang sangat booming, adalah wisata menanam pohon.

“Seperti saat melakukan Rakornas di Bandung, ada total 155 kiloton karbon yang harus di offset. Kita mencari destinasi-destinasi wisata, tempat kita bisa menanam pohon” tutupnya. (pk/ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *