Putrakepri.com, Tanjungpinang-Kantor Bahasa Provinsi Kepri menggelar acara Diskusi Sastra di Ruang Publik pada Kamis, 16 Februari 2023. Acara ini berlokasi di Kafe Temu Bual, Jalan Bandara, Kota Tanjungpinang. Tema yang diusung dalam acara diskusi ini adalah “Cerita Rakyat, Dongeng, dan B.M. Syamsuddin”.
Ketua Pelaksana, Priyo Joko Purnomo, menyampaikan bahwa tema ini sangat penting dibahas dan dihadirkan di diskusi publik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan membali minat, gairah, dan geliat bersastra, utamanya dalam mengangkat potensi lokal. B.M. Syamsuddin adalah salah satu tokoh yang mengangkat potensi-potensi lokal di Kepulauan Riau menjadi sajian buku-buku cerita rakyat.
Cerita rakyat adalah bentuk sastra yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur. Di dalam cerita rakyat tidak hanya mengisahkan keteladanan seorang tokoh atau kejadian-kejadian bersejarah di masa lalu. Namun, cerita rakyat sejatinya merupakan sarana penyampaian pesan yang memuat banyak nilai-nilai budi pekerti yang adiluhur. Oleh karena itu, potensi cerita rakyat dan dongeng yang ada di Kepulauan Riau harus terus diangkat dan diwariskan kepada generasi muda agar eksistensinya tidak memudar.
Diskusi sastra ini mengundang dua narasumber, yaitu Yoan S. Nugraha, seorang sastrawan di Tanjungpinang, dan Kak Aam Sabarmen, seorang pendongeng anak. Sementara itu, moderator dari diskusi ini adalah M. Akbar Prasetiyo yang merupakan Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Kota Tanjungpinang.
Acara diskusi ini diawali dengan doa Bersama untuk mengenang tokoh B.M. Syamsuddin. Selanjutnya, acara dibuka dengan kata sambutan oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepri, Rahmat, S.Ag., M.Hum.
Melalui sambutannya, Rahmat menyampaikan bahwa diskusi sastra di ruang publik merupakan salah satu alternatif untuk menyalakan kobaran api semangat di tengah lorong ke kehidupan yang kian sunyi. Untuk mewujudkan hal ini, Kantor Bahasa Kepri sudah merencanakan untuk menggelar diskusi sastra di ruang publik ini setidaknya empat kali pada tahun 2023 ini.
Diskusi sastra ini berlangsung lancar dan ramai hingga akhir acara. Sederet pejabat Kota Tanjungpinang tampak hadir dalam acara ini. Sebut saja Kepala Perpustakaan Kota Tanjungpinang, Dr. Meitya YUlianty, S.S., M.T., Kepala Kejaksaan Negeri Kota Tanjungpinang, Joko Yuhono, S.H., M.H., Kepala Museum Kota Tanjungpinang, Ivan Kurniawan, dan Ketua Forum TBM Provinsi Kepulauan Riau, Riawani Elyta. Kegiatan ini juga dihadiri oleh lebih dari 50 peserta umum dari berbagai kalangan.
Harapan dari terselenggaranya diskusi sastra ini adalah terbangunnya kesadaran di tengah masyarakat Kota Tanjungpinang untuk menghidupkan kembali potensi sastra yang ada di daerahnya. Jangan sampai, tradisi yang sudah diwariskan oleh Kesultanan Riau-Lingga, seperti Raja Haji Ahmad, Raja Ali Haji, Raja Khalid Hitam, dll terkikis dan hilang diterpa arus modernisasi. Hiduplah Tanjungpinang sebagai Negeri Sastra atau Negeri Kata-Kata! Semoga. (Pk/Hms)